Cahyo - 085224542593
Follow kotagedesilver on Instagram   Find kotagedesilver on Facebook   Follow kotagedesilver on Twitter

Artikel tentang perak / silver

    Street Picture Kawasan Kotagede Yogyakarta


    Posted : 17 Juni 2010
    Oleh : infonet-web
    Dilihat 24,308 kali
    Tags : kerajinan Perak |Cagar Budaya Kotagede |Perak |Kotagede |Pengrajin Perak

    Kotagede merupakan peninggalan kotaraja Mataram Islam yang berdiri pada tahun 1532 M. Konsep tatanan tapak kawasan tradisional Jawa yang menggunakan empat elemen (catur gatra) yaitu rumah raja, pasar alun-alun dan masjid diterapkan pada penataan awal kawasan permukiman. Sampai saat ini terlihat adanya sebuah Alun-alun sebagai ruang publik di kelilingi bangunan penting berupa Dalem di sebelah Selatan alun-alun, tempat ibadah berupa Masjid (Masjid Ageng di Jl. Watugilang) dan lokasi pasar (Pasargede di Jl.Mondorakan), tempat transaksi barang atau jasa, walaupun hanya tinggal toponim saja.

    Pengamatan terhadap tampilan fisik massa bangunan di Kotagede sebagai elemen bidang tegak pelingkup ruang diawali dari ruang jalan utama kota yang telah ditetapkan sebagai poros utama dari arah utara, dalam rencana detail pengembangan kawasan Kotagede, yaitu jalan Kemasan. Jalan Kemasan membujur arah Utara ke Selatan dengan titik tujuan utama pusat kawasan perdagangan sekitar lokasi pasar.

    Kotagede ditentukan sebagai kawasan penting karena keberadaan situs Kotaraja Mataram Islam. Situs ini terletak di Jl. Watugilang dengan peninggalan berupa Situs Watugilang, bekas Benteng Kotaraja, makam Hastorenggo, Permukiman Between Two gates, Masjid Ageng Mataram, dan Pasar Kotagede. Pembahasan tentang lingkungan situs peninggalan Kotaraja mataram Islam diawali dengan mengidentifikasikan ikon-ikon penting dari pusaka-pusaka tersebut. Selain berdasarkan dokumen tentang sejarah kawasan, pengamatan di lapangan turut serta menentukan kualifikasi pusaka yang perlu dilestarikan tersebut. Paling tidak ada situs yang perlu diperhatikan yaitu Masjid Ageng Mataram, Permukiman ‘Between Two Gates’, Makam Hastorenggo, Ruang terbuka di sekeliling Dalem Selatan, peninggalan “Watu Gatheng” dan “Watu Gilang” (bukan bangunannya), Makam Hastorenggo, jagang (parit dalam) dan sisa Beteng dari susunan batu kapur.
    Perjalanan sejarah telah membentuk Kawasan Kotagede sebagai daerah yang dihuni banyak perajin perak, sehingga sampai saat ini toko-toko kerajinan perak bertebaran di sepanjang jalan terutama pada akses utama menuju situs ‘dalem’ Kotagede. Jl. Watugilang merupakan satu-satunya jalur jalan utama untuk mencapai rangkaian situs cagar budaya Kotagede. Nuansa komersial di kawasan ini menuju pasar Kotagede menimbulkan banyak pedagang kakilima dan menjadikan bangunan-bangunan yang awalnya berfungsi sebagai hunian berubah menjadi tempat usaha

    Satu-satunya aktivitas yang memanfaatkan jejalur pejalan kaki di depan lokasi situs Masjid Ageng adalah pedagang jamu tradisional, berjualan secara temporer pada saat sore. Pedagang makanan terdapat di sisi Selatan pintu masuk ke situs Masjid Ageng dengan bangunan tidak permanen. Penggal ruang jalan berikutnya berupa badan jalan tanpa jejalur pejalan kaki berlebar 4 m dengan pelingkup berupa dinding masif bangunan rumah tinggal yang umumnya masih tetap berorientasi ke arah dalem di Selatan kecuali yang sudah dijadikan tempat untuk membuka usaha jasa berupa bengkel dan wartel, orientasinya ke arah badan jalan.

    Toko-toko banyak ditemukan di sekitar Pasargede, kemudian satu demi satu bermunculan di lokasi lain, juga sudah merambah sampai kawasan ‘dalem’ sebagai area cagar budaya di sepanjang Jl. Watu Gilang. Beberapa titik terdapat warung-warung pedagang kakilima, menjual makanan seperti bakso, rujak, jamu dan es. Awalnya penjualan dilakukan di tempat umum bersifat sementara, namun kemudian dipermanenkan dengan membuat gubuk dan tenda seperti yang terdapat di sekitar Makam Hastorenggo.

    Massa bangunan pelingkup terdiri dari fungsi rumah tempat tinggal dan fungsi gabungan rumah tempat usaha. Jenis usaha terdiri dari usaha perdagangan makanan khas Kotagede, peralatan dan kebutuhan rumah tangga sehari-hari, jasa salon, kerajinan dan warung makan. Usaha jasa pengobatan ada di sisi Barat berupa bangunan dua lantai dengan sejumlah kamar pasien rawat inap. Ruang jalan meliputi badan jalan berlebar 4 m dan jejalur pejalan kaki di sisi sebelah Barat jalan saja berlebar 1,2 m. Selanjutnya akan dibahas sub lokasi Jl. Mondorakan.

    Jaringan jalan yang mengelilingi pusat kawasan terdiri dari jalan Raya Mentaok, ujung jalan Watugilang atau jalan Masjid Ageng dan sub lokasi jalan Mondorakan sepanjang 80 m, saling berpotongan dengan jalan Kemasan dan jalan Karanglo. Jalan Mondorakan memiliki orientasi arah Timur-Barat. Massa bangunan berderet  menerus terputus-putus dengan pola linier. Ketinggian bangunan umumnya satu lantai, terdiri dari bangunan lama dan hanya terdapat satu unit bangunan baru hasil renovasi tahun 2003, dimanfaatkan sebagai apotek dan berada di sisi Utara jalan, depan lokasi pasar.

    Fungsi bangunan di jalan Mondorakan adalah tempat usaha perdagangan yang digabungkan dengan rumah tempat tinggal. Jenis komoditas yang diperdagangkan beragam, meliputi jasa reparasi, bahan pakaian, elektronik, bahan bangunan, film dan apotek. Komponen bidang datar sebagai ruang jalan terdiri dari badan jalan lebar 7 m di depan lokasi pasar dan menjadi hanya 4 m di sisi Barat pasar, penutup permukaan menggunakan aspalt warna hitam. Jejalur pejalan kaki di sisi Utara tidak tersedia merata dengan lebar kurang dari satu meter, kebanyakan berkurang karena dimanfaatkan sebagai injakan anak tangga memasuki bangunan. Di sisi Selatan, di depan lokasi pasar tersedia jejalur pejalan kaki lebar 1,2 m, dengan bahan penutup lantai tegel pola segi enam.

    Parkir kendaraan bermotor roda dua mendominasi kedua sisi badan jalan, terutama di sisi Selatan depan lokasi pasar. Andong yang sedang menunggu penumpang memanfaatkan sudut-sudut jalan baik di jalan Raya Mentaok maupun jalan Watugilang. Intensitas pengguna jalan Mondorakan sangat tinggi terutama saat pagi hingga sore hari. Pejalan kaki terpaksa menggunakan badan jalan bersama moda angkutan lain, antara lain andong, gerobak, becak, sepeda, sepeda motor, mobil pribadi, mobil pengangkut barang untuk satu arah, tetapi menjadi dua arah. Kenyataan ini merupakan faktor utama terjadinya hambatan pergerakan ke arah situs.

    Jalan Watugilang dikenal sebagai jalan Masjid Ageng, massa bangunan pelingkup terdiri dari fungsi rumah tempat tinggal dan fungsi gabungan rumah tempat usaha. Jenis usaha adalah perdagangan makanan khas Kotagede, alat kebutuhan rumah tangga sehari-hari, jasa salon, kerajinan dan warung makan. Usaha jasa pengobatan terlihat di sisi Barat, ketinggian bangunan 2 lantai dengan sejumlah kamar rawat inap. Ruang jalan meliputi badan jalan lebar 3 m dan jejalur pejalan kaki di sisi sebelah Barat jalan saja lebar 1,2 m.

    Jl. Karanglo memiliki arah orientasi membujur Timur-Barat. Dimensi ruang jalan tidak seragam, karena garis sempadan bangunan tidak sama dari 0 sampai 6 m. Garis sempadan 6 m lebih banyak dari bangunan baru dengan ketinggian 2 lantai. Fungsi rumah tempat tinggal umumnya sudah dikembangkan bercampur dengan tempat usaha. Usaha perdagangan lebih mendominasi dibanding usaha jasa dengan jenis komoditas peralatan rumah tangga, elektronik, toko serba ada, bahan bangunan, pakaian, bahan makanan, warung makan dan sedikit pedagang kerajinan perak.

    Fasilitas pelayanan umum tidak tercatat, kantor jasa swasta berupa bangunan baru dua lantai di sisi Selatan jalan. Komponen bidang datar ruang jalan terdiri dari jalur jalan dengan lebar 5 m berbahan aspal. Jejalur pejalan kaki di sisi Utara dan di sisi Selatan dengan lebar 1 sampai 2 meter, penutup permukaan tadalah tegel 30 x 30 cm pola segi enam atau plesteran ramp dengan  kondisi tidak merata. Kelengkapan jalan terdiri dari; pot bunga, tempat sampah, tiang besi penyangga jaringan telpon dan listrik dengan tata letak tidak teratur.

    Jalan Raya Mentaok yang mengelilingi lokasi pasar dibentuk oleh deretan bangunan lama dengan pola linier, terputus-putus, ketinggian rerata satu lantai. Fungsi gabungan antara tempat tinggal dan tempat usaha perdagangan. Jenis komoditas umumnya bahan kebutuhan hidup sehari-hari dan usaha warung makan. Satu unit bangunan digunakan untuk usaha kegiatan pemancar radio swasta. Bidang datar ruang jalan terdiri dari badan jalan lebar 4 m dan jejalur pejalan kaki yang berada di depan bangunan dengan lebar tidak merata, mulai dari 1,2 m sampai 3 m dan kebanyakan dimanfaatkan untuk perluasan usaha. Elemen pelengkap jalan berupa pot tanaman dan tempat sampah terbuat dari buis beton diameter 50 cm, dengan penataan tidak teratur. Tiang besi dengan ornamen untuk penyangga lampu hias penerang jalan berada di sepanjang tepi bangunan tempat usaha perdagangan. Vegetasi pohon perindang terlihat hanya di halaman rumah tinggal satu-satunya yang masih dipertahankan sebagai rumah tempat tinggal saja.

    Fungsi pelayanan umum di Jl. Kemasan meliputi tempat pelayanan Pos, tempat pendidikan berupa Sekolah Dasar Negeri, tempat pelayanan kesehatan berupa rumah sakit, tempat praktek dokter dan poliklinik serta apotik, tempat ibadah berupa Masjid. Fungsi massa pelingkup ruang jalan didominasi tempat usaha perdagangan dan usaha  kerajinan logam perak, baik skala kecil maupun menengah sampai besar, terlihat dari dimensi tempat usaha. Selain usaha kerajinan perak terdapat komoditas bahan kebutuhan hidup sehari-hari, elektronik, bahan bangunan, suku cadang otomotip, warung tempat makan-minum, jasa foto copy, wartel, reparasi kendaraan roda dua, kios bensin eceran, bengkel las, peralatan fotografi dan bahan pakaian.

    Rumah tinggal yang dialih fungsi dan dimodifikasi menjadi rumah tempat tinggal khusus untuk burung walet, terdapat di sisi Timur satu unit dengan penyamaran berupa dinding pagar rangkap dan tampilan depan yang menarik Bidang datar komponen lantai (street floor)) terdiri dari ruang badan jalan sebagai wadah pergerakan moda transportasi dua arah, lebar 6 meter. Penutup permukaan jalan berupa lapisan asphalt warna hitam.

    Vegetasi yang ditanam di pot berupa bunga perdu, sedangkan jenis pohon hanya terdapat di halaman privat. Peneduhan bagi pejalan kaki hanya didapatkan dari naungan teritisan bangunan yang umumnya berada di tepi jejalur pejalan kaki dengan garis sempadan bangunan nol. Tempat pemberhentian angkutan umum, tempat telpon umum, tempat duduk atau tempat istirahat bagi pejalan kaki tidak tersedia. Parkir kendaraan roda dua memanfaatkan ruang badan jalan dan di sepanjang jejalur pejalan kaki, sedangkan kendaraan roda empat memanfaatkan tepi badan jalan (on street parking). Pedagang makanan memanfaatkan jejalur pejalan kaki dan tidak permanen, tercatat dua unit di sisi Barat dan tiga unit di sisi Timur depan kantor pos.

    Intensitas pengguna ruang jalan tinggi saat kegiatan jam sekolah dan jam kerja siang hari. Moda angkutan terdiri dari kendaraan tidak bermotor dan bermotor roda dua serta roda empat. Kendaraan pribadi mendominasi jalur dua arah ini. Jenis sepeda, becak dan sepeda motor merupakan pengguna terbanyak dibandingkan jenis mobil, bus, truk tanki distribusi bahan bakar dan truk pengangkut sampah. Jumlah pejalan kaki belum terlihat melebihi kapasitas ruang jalan. Calon pembeli kerajinan perak yang menggunakan kendaraan, memanfaatkan sepanjang ruang badan jalan untuk parkir di dekat tempat belanja yang dituju atau di halaman parkir bila tersedia.

    Pertemuan antara jalan Kemasan dan Karanglo berada di dekat simpul jaringan jalan utama kota. Jalan Karanglo memiliki arah orientasi membujur Timur-Barat. Dimensi ruang jalan yang terbentuk oleh jarak antar bangunan tidak seragam, karena garis sempadan bangunan tidak sama. Perletakan massa bangunan ada yang berada di garis sempadan nol tetapi ada juga yang berada di garis sempadan 6 m dari  jejalur pejalan kaki, terutama bangunan baru yang memiliki jumlah lantai lebih dari satu lantai.

    Topik terkait :
    Belajar dari Kota Gede

    Lihat semua artikel    


    Share
    Facebook
    Tulis komentar Anda..

    Disclaimer : Komentar yang mengandung SARA, kata kotor, cacian dan sebagainya akan dihapus oleh kami tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, terima kasih.

Kiriman Terakhir  

  •   No. Resi 140010095514919 - Dimas Aditama (Jakarta Selatan) - Miniatur Kapal Pinishi
  •   No. Resi 030136935351 - Ibu Vitri Kumala - Souvenir Miniatur Silver
  •   No. Resi 030133912726 - Imam Solichin - Miniatur Wayang Nakula - Bekasi
  •   No. Resi 030108524213 - Selen (Jakarta Utara) - Aksesoris Anting Silver
  •   No. Resi 030105284971 - Ibu Fara Lucida - Miniatur Borobudur Alas Kayu
  •   No. Resi 030097256441 - Linda (Kebon Jeruk, Jakarta) - Gelang Perak
  •   No. Resi SMU: 990-88772176 - Mira Ariyanti (Pekanbaru Riau) - Frame Rumah Minang Silver
  •   No. Resi 030086269029 - Andy Darmawan (Jakarta) - Miniatur Becak Silver
  •   No. Resi 030079878635 - C.A Kuncoro (Jakarta) - Frame 3D Wayang Shinta
  •   No. Resi 030079877925 - Denny (Samarinda) - Miniatur Kapal Konstitusi Silver
  •   No. Resi 76214400 - Yulia Fransisca (Singapore) - Set Perhiasan Custom
  •   No. Resi 030079847989 - ST NOER CAHYATI - Bros Bunga Matahari
  •   No. Resi 030077845117 - Della (Bekasi) - Re-order Tempat Pulpen dan kartu nama wayang 6 pcs
  •   No. Resi 030077853701 - Della (Bekasi) - Tempat Pulpen dan kartu nama wayang
  •   No. Resi 030071886405 - Vani (Bandung) - Anting Silver Custom
  •   No. Resi JOGAA10398471417 - Agustia (Batam) - Miniatur Borobudur 16cm Silver 925
  •   No. Resi 030065120499 - Wiliiam (Jakarta) - Miniatur Kapal Layar Silver
  •   No. Resi 030065119191 - Wiliiam (Jakarta) - Helm Ukir Silver
  •   No. Resi 030062461184 - Diman (Karimun - Kepri) - Miniatur Elepant Silver
  •   No. Resi 030058961944 - ST Noercahayati (Tasilmalaya) - Bros Silver Bintang Laut
  •   No. Resi 030058986147 - Meyvica (Jakarta Barat) - Miniatur Ikan Koi + Tulisan
  •   No. Resi 030052819489 - Ratih (Bandung) - Bros Silver Plated + Gelang Silver
  •   No. Resi 030052820532 - Ati Rajawetan (Bekasi) - Miniatur Kapal Layar Silver
  •   No. Resi 030052801737 ONS - EKA (Jakarta) - PIN Universitas Silver
  •   No. Resi 030052802209 ONS - FITRI (Bekasi) - Miniatur Kapal Layar
  •   No. Resi JOGAA08433502516 - Fanni - Miniatur Silver Ikan Koi

Lihat semua pengiriman >>