Cahyo - 085224542593
Follow kotagedesilver on Instagram   Find kotagedesilver on Facebook   Follow kotagedesilver on Twitter

Artikel tentang perak / silver

    Industri Perak di Kotagede Makin Menggeliat


    Posted : 08 Agustus 2016
    Oleh : kemenperin.go.id
    Dilihat 1,570 kali
    Tags : Industri Perak | Kerajinan Kulit | Kotagede

    Yogyakarta - Kotagede, sebuah kecamatan yang terletak di Kota Yogyakarta, Provirisi Daerah Istimewa Togyakarta (DIY). Daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Bantul sebelah utara, timur dan selatan, serta berbatasan dengan Kecamatan Umbulharjo di sebelah barat.

    Sejak zaman dahulu, penduduk asli Kotagede yang disebut rakyat Kalang memiliki keahlian membuat kerajinan ukiran kayu, perak dan emas, sehingga tidak heran jika kemudian Kotagede menjadi sentra kerajinan perak yang indah dan terkenal luas hingga ke mancanegara. Kini Kotagede bahkan menjadi identik dengan kerajinan perak.

    Ratusan warga Kotagede mengantungkan hidupnya dari Kerajinan Perak ini. Lihat saja, di sepanjang jalan utama ini berjajar toko-toko yang menjajakan kerajinaan Perak Kotagede. Kata 'perak' dan 'silver' tertera di kanan-kiri Jalan Kemasan, Jalan Mondorakan, hingga Jalan Tegal-gendu.

    Pengrajin Perak di Kotagede terkenal dengan produknya yang unik, halus dan telaten dalam menggarap produk peraknya sehingga menghasilkan karya seni bernilai tinggi. Ratusan jenis kerarijinan perak dihasilkan oleh Pengrajin Perak, mulai dari cincin, giwang, bros, miniatur sepeda, becak, andhong, kapal-kapalan dan berbagai hiasan lainnya.

    Harga jual Kerajinan Perak Kotagede bervariasi, mulai yang termurah bros rata-rata Rp 10 ribu, cincin perak mulai harga Rp 100 ribu, miniatur becak Rp 250 ribu, miniatur andhong Rp 200 ribu. Bahkan ada yang harganya mencapai puluhan juta rupiah tergantung tingkat kerumitan dan banyaknya bahan baku yang digunakan.

    Direktur jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Euis Saedah mengungkapkan, saat ini pihak Kementerian Perindustrian memprioritaskan untuk pengembangan industri kerajinan nasional karena berdaya saing tinggi serta menyerap banyak tenaga kerja dan penghasil devisa.

    Menurut Euis, industri kerajinan perak yang termasuk kategori industri kreatif potensial untuk terus dikembangkan karena produknya diminati pasar dalam dan luar negeri. Industri kerajinan perak juga mampu menciptakan nilai tambah tinggi karena mengusung gagasan yang dipadukan dengan seni serta inovasi dan teknologi.

    Di Indonesia sendiri, industri kerajinan sudah berkembang di sejumlah daerah, seperti Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Solo, dan Bali. Untuk Yogyakarta, misalnya, industri produk kerajinan berkembang pesat. Mulai dari batik, anyaman, ukiran kayu, kain tenun/ikat tradisional) keramik gerabah hingga perhiasan perak. Meski demikian, kreativitas dan inovasi harus terus ditingkatkan oleh produsen/perajin produk kerajinan, sehingga juga bisa mengikuti selera pasar.

    "Daya saing industri kreatif produk kerajinan harus terus ditingkatkan. Hal ini mengingat persaingan di pasar dalam negeri dan internasional yang makin ketat. Desain produk kerajinan yang terus berkembang serta selalu mengikuti tren pasar juga harus dilakukan pelaku industri kerajinan," papar Euis, pekan lalu, saat berkunjung ke Kotagede.

    Geliat Industri Perak

    Sementara itu, Pengurus Koperasi Pengusaha Pengrajin Perak Yogyakarta (KP3Y) Sutojo keberadaan perajin perak di Kotagede juga tak luput dari peran Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang masuk ke Yogyakarta sekitar abad ke-16 silam.

    Waktu itu, banyak pedagang VOC yang memesan alat-alat rumah tangga dari emas, perak, tembaga, dan kuningan ke penduduk setempat. "Berdasarkan data KP3Y tahun 2000, sedikitnya 2.000 orang terlibat langsung dalam mata rantai industri perak di Kotagede. Perajinnya pun tidak hanya dari masyarakat Kotagede, namun sudah meluas. Orang-orang dari Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul banyak datang dan bermukim di Kotagede untuk menjadi perajin perak," papar Sutojo.

    Namun, sejak krisis moneter dan maraknya peledakan bom di Indonesia, industri kerajinan perak kian meredup. Bahkan, saat ini ratusan perajin perak terpaksa gulung tikar. Dari sekitar 2.000 perajin, 30% di antaranya beralih ke profesi lain seperti kusir andong, usaha warung, dan kuli bangunan. Perajin yang masih bertahan tidak lagi mengandalkan perak sebagai bahan baku kerajinan.

    Sekitar 40% di antaranya memanfaatkan tembaga dan kuningan sebagai bahan baku alternatif. Keterpurukan kerajinan perak Kotagede itu diperparah oleh semakin minimnya minat generasi muda menggeluti usaha itu. Mereka lebih memilih bekerja di sektor yang dinilai praktis dan menjanjikan secara ekonomi, misalnya bekerja sebagai buruh pabrik ataupun pegawai negeri. Perjalanan historis Kotagede sebagai sentra industri perak memang pernah mengalami masa kejayaan.

    Sutojo juga mendesak pemerintah menghapuskan tarif PPN 10% pembelian bahan baku perak, karena membebani usaha mereka di tengah turunnya daya beli masyarakat. "Mahalnya bahan baku perak yang mencapai sekitar Rp9.000 per gram, cukup memberatkan para perajin, karena mereka sulit untuk neyseaaikan dengan menaikan harga jual produk, ditengah menurunnya daya beli konsumen," ujarnya.

    Anggota KP3Y awalnya 600 kelompok pengrajin yang menjadi tumpuan 1.500 Kepala Keluarga (KK). Namun saat ini jumlah penrajin turun hingga 50%, sebagian mereka beralih profesi menjadi tukang becak, kuli bangunan atau bahkan hanya memancing untuk memenuhi kebutuhan hidup.

    Selain itu, lanjutnya, inovasi produk, modal dan teknologi juga menjadi masalah ditengah munculnya berbagai produk perak dari negara lain seperti Vietnam, India dan lainnya, yang mampu memproduksi perhiasan khususnya perak dengan kualitas yang baik.

    Industri Kerajinan Kulit

    Kota Yogyakarta, tidak hanya terkenal dengan peraknya, namun perlu diketahui juga ada sentra kerajinan kulit, Manding sendiri merupakan tujuan utama wisatawan untuk mencari berbagai macam kerjinan yang terbuat dari kulit untuk dijadikan buah tangan. Masuk kedalam sentra kerajinan ini anda akan disambut dengan berbagai kios dikiri dan kanan jalan, sudah lebih dari 100 pengerajin yang kulit yang berada di manding, sejak diplopori oleh tiga pemuda manding pada tahun 1947. Kerajinan kulit manding mampu menembus pasar lokal dan internasional. Anda bisa jadikan sentra kerajinan kulit manding untuk membeli oleh-oleh ataupun keperluan pribadi anda, dengan harga yang terjangkau.

    Terdapat berbagai jenis kerjainan kulit yang ada di manding, mulai dari tas, sepatu, dompet, jaket, ikat pinggang dan souvenir yang.berbahan dasar kulit. Harga untuk produk yang berada di manding sendiri berkisar antara puluhan ribu sampai ratusan ribu rupiah tergatung jenis barang dan besar kecilnya. Semua barang yang diproduksi disentra kulit ini kebanyak menggunakan kulit sapi, dengan tangan kreatif dan masih menggunakan teknik tradisional, kulit sapi tersebut diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi. Tas vintage, jaket kulit, tas sekolah, dan tas pistol berkualitas export sepeda menjadi favorit dan yang paling dicari wisatawan.

    Anda bisa berkunjung kesentra kulit manding setelah berwisata didaerah Yogyakarta, terutama pantai parangtritis yang satu jalur dengan kerajinan kulit ini, sentra kerajinan kulit ini juga tidak begitu jauh dengan nol kilometer Yogyakarta, anda bisa membeli oleh-oleh untuk keluarga dirumah. Tidak dikenakan biaya apapun untuk masuk kesentra kerajinan kulit manding. Kerajinan kulit Manding pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 1970-an hingga 1980-an.

    sumber : Harian Ekonomi Neraca

    Judul edited by kotagedesilver.com, original title is "Industri Perak dan Kerajinan Kulit di Kotagede Makin Menggeliat"

    Topik terkait :
    Kerajinan Perak Disudut Tenggara Kota Yogyakarta

    Lihat semua artikel    


    Share
    Facebook
    Tulis komentar Anda..

    Disclaimer : Komentar yang mengandung SARA, kata kotor, cacian dan sebagainya akan dihapus oleh kami tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, terima kasih.

Kiriman Terakhir  

  •   No. Resi 140010095514919 - Dimas Aditama (Jakarta Selatan) - Miniatur Kapal Pinishi
  •   No. Resi 030136935351 - Ibu Vitri Kumala - Souvenir Miniatur Silver
  •   No. Resi 030133912726 - Imam Solichin - Miniatur Wayang Nakula - Bekasi
  •   No. Resi 030108524213 - Selen (Jakarta Utara) - Aksesoris Anting Silver
  •   No. Resi 030105284971 - Ibu Fara Lucida - Miniatur Borobudur Alas Kayu
  •   No. Resi 030097256441 - Linda (Kebon Jeruk, Jakarta) - Gelang Perak
  •   No. Resi SMU: 990-88772176 - Mira Ariyanti (Pekanbaru Riau) - Frame Rumah Minang Silver
  •   No. Resi 030086269029 - Andy Darmawan (Jakarta) - Miniatur Becak Silver
  •   No. Resi 030079878635 - C.A Kuncoro (Jakarta) - Frame 3D Wayang Shinta
  •   No. Resi 030079877925 - Denny (Samarinda) - Miniatur Kapal Konstitusi Silver
  •   No. Resi 76214400 - Yulia Fransisca (Singapore) - Set Perhiasan Custom
  •   No. Resi 030079847989 - ST NOER CAHYATI - Bros Bunga Matahari
  •   No. Resi 030077845117 - Della (Bekasi) - Re-order Tempat Pulpen dan kartu nama wayang 6 pcs
  •   No. Resi 030077853701 - Della (Bekasi) - Tempat Pulpen dan kartu nama wayang
  •   No. Resi 030071886405 - Vani (Bandung) - Anting Silver Custom
  •   No. Resi JOGAA10398471417 - Agustia (Batam) - Miniatur Borobudur 16cm Silver 925
  •   No. Resi 030065120499 - Wiliiam (Jakarta) - Miniatur Kapal Layar Silver
  •   No. Resi 030065119191 - Wiliiam (Jakarta) - Helm Ukir Silver
  •   No. Resi 030062461184 - Diman (Karimun - Kepri) - Miniatur Elepant Silver
  •   No. Resi 030058961944 - ST Noercahayati (Tasilmalaya) - Bros Silver Bintang Laut
  •   No. Resi 030058986147 - Meyvica (Jakarta Barat) - Miniatur Ikan Koi + Tulisan
  •   No. Resi 030052819489 - Ratih (Bandung) - Bros Silver Plated + Gelang Silver
  •   No. Resi 030052820532 - Ati Rajawetan (Bekasi) - Miniatur Kapal Layar Silver
  •   No. Resi 030052801737 ONS - EKA (Jakarta) - PIN Universitas Silver
  •   No. Resi 030052802209 ONS - FITRI (Bekasi) - Miniatur Kapal Layar
  •   No. Resi JOGAA08433502516 - Fanni - Miniatur Silver Ikan Koi

Lihat semua pengiriman >>